THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Thursday, February 14, 2013

Sudah amanahkah engkau sebagai suami? oleh: Moh. Fauzil Adhim

Mendurhakai Istri

Ada yang sering kita lupa, sehingga tanpa sadar jatuh kepada dosa yang disegerakan siksanya oleh Allah di dunia ini. Sebagian diberi tangguh sesaat, sampai kemudian mereka tersentak karena hampir-hampir tak ada lagi yang bisa diharapkan, kecuali kalau mereka menemukan detik-detik keinsafan. Sebagian lainnya tak memerlukan waktu lama untuk meneteskan airmata, tetapi semuanya sudah terlambat.

Telah berlalu orang-orang sebelum kita; yang meninggalkan catatan mengesankan dan mengharukan, ataupun yang membekaskan kenangan yang menjengkelkan dan menyedihkan. Mereka tak bisa lagi bangkit dari kuburnya untuk memberi nasihat bagi hidup kita. Tetapi, sebaik-baik nasihat adalah kematian itu sendiri. 

Bercermin pada mereka yang telah pergi, ada yang bisa kita petik untuk memperbaiki arah hidup kita. Rasulullah Saw bersabda, “Ada dua dosa yang akan disegerakan Allah siksanya di dunia ini juga, yaitu al-baghyu dan durhaka kepada orangtua” (H.r. Tirmidzi, Bukhari dan Thabrani).

Apakah al-baghyu itu? Ah, terlalu sedikit ilmu saya untuk menjelaskan. Sejauh yang saya pahami, al-baghyu adalah berbuat sewenang-wenang, berbuat zalim, menindas dan menganiaya orang lain. Dan al-baghyu yang paling dimurkai Allah ialah berbuat zalim terhadap istri sendiri. Termasuk al-baghyu ialah menelantarkan istri, menyakiti hatinya, merampas kehangatan cintanya, merendahkan kehormatannya, mengabaikannya dalam mengambil keputusan, dan mencabut haknya untuk memperoleh kebahagiaan hidup bersama kita.

Seorang suami boleh jadi jatuh ke dalam al-baghyu apabila ia secara sengaja mengabaikan kebutuhan istrinya untuk memperoleh kehangatan dari suaminya. Ia bisa bisa digolongkan ke dalam kelompok orang-orang yang berbuat aniaya apabila secara sengaja membiarkan istrinya menderita dan meneteskan airmata, karena tak pernah mendapat sentuhan hangat sebagai istri.

Teringat saya pada Muhammad Abdul Halim Hamid. Ia pernah mengingatkan, “Setiap amal yang diwajibkan Allah pasti mengandung kebajikan yang banyak. Barang siapa menyia-nyiakannya, maka akan datanglah berbagai musibah.”

“Oleh karena itu,” kata Muhammad Abdul Halim Hamid lebih jauh, “barang siapa yang mengabaikan kewajiban jima’ akibatnya berbahaya bagi istri. Ia akan merasa tertekan dan gelisah. Dengan demikian berarti tak dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan.”

Penjelasan Abdul Halim Hamid ini mengingatkan kita bahwa atas setiap hak, ada kewajiban yang harus dipenuhi. Dan bahwa atas setiap kewajiban, ada kebaikan yang menyertai apabila ditunaikan. Segala sesuatu yang menyangkut hidup kita dengan diri sendiri, atau apalagi yang berhubungan dengan orang lain, tak pernah lepas dari pengaturan mengenai hak, kewajiban, kebajikan dan kebaikan. Semua ini kita perlukan karena perasaan memiliki pasang surutnya. Demikian pula cinta tak selalu bersemi di saat kita mengharapkannya. Di saat seperti ini, maka tak ada pegangan yang lebih kokoh kecuali tegasnya peraturan dan terangnya pengaturan.

Pada akhirnya, kembalinya memang pada kita. Terlebih ketika tidak ada sistem yang mendukung untuk tegaknya penghormatan kepada setiap hamba-Nya, hatta itu adalah istri kita sendiri. Catatan sederhana hanyalah ikhtiar untuk sama-sama mengingatkan agar tak terjatuh pada keburukan yang sama. Keburukan yang telah membinasakan orang-orang sebelum kita dikarenakan mereka menistakan istrinya sendiri.

Ah, diam-diam saya teringat dengan perkataan Nabi ShallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pernah mengatakan, “Tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia. Tidak merendahkan wanita kecuali laki-laki yang rendah juga.”

Agaknya, hadis ini dapat menjadi cerminan kita, termasuk suami macam apakah kita ini? Kalau kita masih termasuk orang-orang yang rendah, semoga Allah memberi kesempatan kita untuk berbenah sehingga kita kelak pulang ke hadapan Allah dalam keadaan mulia dan diridhai-Nya. Bukan dalam keadaan nista dan rendah.

Semoga Allah menolong kita. Semoga Allah menghindarkan kita dari perbuatan-perbuatan rendah, termasuk di dalamnya perbuatan mendurhakai istri
 

Thursday, January 03, 2013

Mendurhakai Anak by Mohammad Fauzil Adhim

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
 
Seorang laki-laki datang menghadap Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu. Ia bermaksud mengadukan anaknya yang telah berbuat durhaka kepadanya dan melupakan hak-hak orangtua. Kemudian Umar mendatangkan anak tersebut dan memberitahukan pengaduan bapaknya. Anak itu bertanya kepada Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak pun mempunyai hak-hak dari bapaknya?” . “Ya, tentu,” jawab Umar tegas. Anak itu bertanya lagi, “Apakah hak-hak anak itu, wahai Amirul Mukminin?”. “Memilihkan ibunya, memberikan nama yang baik, dan mengajarkan al-Qur’an kepadanya,” jawab Umar menunjukkan. Anak itu berkata mantap, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku belum pernah melakukan satu pun di antara semua hak itu. Ibuku adalah seorang bangsa Ethiopia dari keturunan yang beragama Majusi. Mereka menamakan aku Ju’al (kumbang kelapa), dan ayahku belum pernah mengajarkan satu huruf pun dari al-Kitab (al-Qur’an). “Umar menoleh kepada laki-laki itu, dan berkata tegas, “Engkau telah datang kepadaku mengadukan kedurhakaan anakmu. Padahal, engkau telah mendurhakainya sebelum dia mendurhakaimu. Engkau pun tidak berbuat baik kepadanya sebelum dia berbuat buruk kepadamu.”

Kata-kata Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu ini mengingatkan kepada kita -para bapak- untuk banyak bercermin. Sebelum kita mengeluhkan anak-anak kita, selayaknya kita bertanya apakah telah memenuhi hak-hak mereka. Jangan-jangan kita marah kepada mereka, padahal kitalah yang sesungguhnya berbuat durhaka kepada anak kita. Jangan-jangan kita mengeluhkan kenakalan mereka, padahal kitalah yang kurang memiliki kelapangan jiwa dalam mendidik dan membesarkan mereka.

Kita sering berbicara kenakalan anak, tapi lupa memeriksa apakah sebagai orangtua kita tidak melakukan kenakalan yang lebih besar. Kita sering bertanya bagaimana menghadapi anak, mendiamkan mereka saat berisik dan membuat mereka menuruti apa pun yang kita inginkan, meskipun kita menyebutnya dengan kata taat. Tetapi sebagai orangtua, kita sering lupa bertanya apakah kita telah memiliki cukup kelayakan untuk ditaati. Kita ingin mereka mengerti keinginan orangtua, tapi tanpa mau berusaha memahami pikiran anak, kehendak anak dan jiwa anak.

Pendidikan yang kita jalankan pada mereka hanyalah untuk memuaskan diri kita, atau sekedar membebaskan kita dari kesumpekan lantaran dari awal sudah merasa repot dengan kehadiran mereka. Bahkan, ada orangtua yang telah merasa demikian repotnya menghadapi anak, ketika anak itu sendiri belum lahir.

Teringatlah saya ketika suatu hari pergi bersama istri dan anak saya. Muhammad Nashiruddin An-Nadwi, anak saya yang keempat, masih bayi waktu itu dan sedang lucu-lucunya (sekarang pun dia masih sangat lucu dan menggemaskan) . Sembari menunggu bagasi, seorang ibu yang modis bertanya kepada istri saya, “Anak pertama, Bu?”. “Bukan,” jawab istri saya, “Ada kakaknya, cuma nggak ikut.” “Ou. Memangnya, berapa anaknya, Bu?” tanya ibu itu segera. “Baru empat. Ini anak yang keempat,” jawab saya ikut menimpali. “Empat???” tanya ibu itu dengan mata terbelalak. Tampaknya ia kaget sekaligus heran. Kemudian dia segera mengajukan pertanyaan berikutnya, “Yang paling besar sudah kelas berapa?”. “TK A. Nol kecil,” jawab istri saya.

Ibu itu tampak sangat kaget. Begitu kagetnya, sehingga nyaris berteriak, “Ya, ampun.. Empat! Apa nggak repot itu? Saya punya anak satu saja rasanya sudah repot sekali. Ribut. Nggak mau diatur. Apalagi kalau empat. Nggak terbayang, deh. Bisa-bisa mati berdiri saya.”.

Ungkapan spontan ibu ini adalah cermin kita, cermin yang menggambarkan betapa banyak orang yang menjadi orangtua semata-mata karena dia punya anak.Bukan gambaran tentang kematangan jiwa atau kualitas kasih sayang. Anak hadir dalam kehidupan mereka semata-mata sebagai resiko menikah, sehingga sinar mata anak-anak yang masih jernih tanpa dosa tak mampu membuat orangtuanya terhibur.

Terkadang orangtua sudah lama merindukan anak. Tetapi ia memiliki gambaran sendiri tentang anak seperti apa yang harus lahir melalui rahimnya, sehingga ia kehilangan perasaan yang tulus saat Allah benar-benar mengaruniakan anak.Terlebih ketika yang lahir, tidak sesuai harapan. Orangtua yang sudah terlalu panjang angan-angannya, bisa melakukan penolakan psikis terhadap anak kandungnya sendiri. Atau memperlakukan anak itu agar sesuai dengan harapannya. Inginnya anak perempuan, yang lahir laki-laki. Maka anak itupun diperlakukan seperti perempuan, sehingga ia berkembang sebagai bencong. Atau sebaliknya, anak itu menjadi bulan-bulanan kekesalan orangtua, bahkan ketika anaknya sudah memiliki anak. Ketika anaknya sudah menjadi orangtua.

Kejadian semacam ini tidak hanya sekali terjadi di dunia. Karena yang lahir tidak sesuai harapan, kadang anak akhirnya menjadi tempat menimpakan kesalahan. Apapun yang terjadi, anak inilah yang menjadi kambing hitam. Setiap ada yang salah, anak inilah yang harus ikut menanggung kesalahan. Atau bahkan dia yang harus memikul seluruh kesalahan, meskipun bukan dia penyebabnya. Terkadang bentuknya tidak sampai seburuk itu, tetapi akibatnya tetap saja buruk. Anak merasa tertolak. Ia tidak kerasan di rumah, meskipun rumahnya menawarkan kemegahan dan kesempurnaan fasilitas. Ia merasa seperti tamu asing di rumahnya sendiri.

Saya teringat dengan cerita seorang kawan yang mengurusi anak-anak jalanan. Suatu ketika ia menemukan seorang anak yang babak belur mukanya dihajar sesama anak jalanan karena berebut lahan di sebuah stasiun. Wajahnya sudah nyaris tak berbentuk. Anak ini kemudian ia selamatkan. Ia rawat dengan baik dan penuh kasih-sayang. Setelah kondisi fisiknya pulih dan emosinya pun sudah cukup baik, ia tawarkan kepada anak itu dua pilihan; dipulangkan ke rumah orangtua atau dikirim ke sebuah lembaga pendidikan. Seperti anak-anak lain di muka bumi, selalu ada perasaan rindu pada orangtua. Maka ia mengajukan pilihan dipulangkan ke rumah orangtua.

Staf dari kawan saya ini kemudian berangkat mengantarkan pulang ke sebuah kota di Jawa Tengah. Nyaris tak percaya, orangtua anak itu ternyata memiliki kedudukan yang cukup terhormat. Bapaknya seorang jaksa dan ibunya seorang kepala sekolah sebuah SMP. Rumahnya? Jangan tanya. Mereka sangat kaya. Cuma satu yang mereka tidak punya: perasaan. Melihat anaknya yang sudah dua tahun meninggalkan rumah, tak ada airmata haru yang menyambutnya. Justru perkataan yang sangat tidak bersahabat, “Ngapain kamu pulang?”. Melihat sambutan yang sangat tidak bersahabat ini, staf teman saya segera mengajak anak itu kembali ke Jogja.

Tak ada airmata yang melepas. Tak ada rasa kehilangan dari orangtua saat anak itu kembali meninggalkan rumah.Yang ada hanyalah perasaan yang remuk pada diri anak. Di saat ia ingin dididik oleh orangtua yang menjadi pendidik di SMP, yang ia dapatkan justru sikap sangat kasar. Benar-benar perlakuan yang sangat kasar, menyakitkan dan menghancurkan perasaan. Jangankan anak yang masih usia SD itu, pengantarnya yang sudah dewasa pun merasakannya sebagai penghinaan luar biasa. Penghinaan tanpa perasaan, tanpa nurani dan tanpa kekhawatiran akan beratnya tanggung-jawab di yaumil-akhir. Karena itu, tak ada pilihan yang lebih baik kecuali menyingkirkan si anak dari orangtuanya yang durhaka.

Kisah anak jalanan ini hanyalah satu di antara sekian banyak kedurhakaan orangtua pada anak. Tak sedikit anak jalanan yang lari dari rumah dan lebih memilih kolong jembatan sebagai tempat tinggal, padahal orangtuanya memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan kekayaan yang besar. Seorang anak jalanan yang sudah direhabilitasi, orangtuanya ternyata anggota dewan sebuah daerah.

Apa yang terjadi sesungguhnya? Banyak hal, tetapi semuanya bermuara pada hilangnya kesadaran bahwa anak-anak itu tidak hanya perlu dibesarkan, tetapi harus kita pertanggungjawabkan ke hadapan Allah Ta’ala. Hilangnya kesabaran menghadapi anak, kadang karena kita lupa bahwa di antara keutamaan menikah adalah menjadikannya sebagai sebab untuk memperoleh keturunan (tasabbub). Kita membatasi berapa anak yang harus kita lahirkan demi alasan kesejahteraan dan kemakmuran, sembari tanpa sadar kita melemahkan kesabaran dan kegembiraan kita menghadapi anak-anak.

Dulu, sebagian orangtua kita bekerja sambil memikirkan nasib anak-anak kelak setelah ia mati: masih samakah imannya? Sekarang banyak orangtua mendekap anaknya, tetapi pikirannya diliputi kecemasan jangan-jangan satu peluang karier terlepas akibat kesibukan mengurusi anak.

Dulu orangtua meratakan keningnya untuk mendo’akan anak. Sekarang banyak orangtua meminta anak berdo’a untuk kesuksesan karier orang tuanya.

Friday, November 23, 2012

Untuk Para Istri…Dari Kami Para Suami !

by Made Teddy Artiana, S. Kom
Photographer, penulis & event organizer

Hal ini kudengar langsung dari bibir Bob Sadino, paling sedikit tiga kali. Pertama dihadapan orang banyak, lalu kedua ketika berbincang denganku face to face, dan ketiga di Buku "Belajar Goblok dari Bob Sadino". Tetapi adegan yang paling berkesan adalah ketika hal itu diucapkannya didepan para pengusaha yang sengaja diundang beliau kerumah. Dan diantara mereka hanya aku undangan yang agak nyeleneh..seorang photographer.
"Kalau kalian berpikir bahawa Bob Sadino hebat, kalian salah besar. Tapi kalian tak sepenuhnya salah, memang seperti itulah yang diangkat oleh media tentang pengusaha nyeleneh bernama Bob Sadino". Ia terdiam sebentar sambil mengusap wajahnya. Lalu melirik kearah dapur, kemudian menatap dengan mesra seseorang. Disana terlihat Mami (istri Om Bob) tengah duduk makan. Kamipun ikut-ikutan melirik kearah yang sama.
"Dia..dia itu..", ujar Om Bob terbata-bata dengan suara berat. Ekspresi wajah haru itu membuat kami hampir tidak berani menatap kearah beliau. "Dia yang hebat...", lanjut Om Bob sambil menarik nafas panjang dan berat, lalu menghembuskannya perlahan. "Kalau ketika saya menjadi kuli batu dulu..dia meninggalkan saya..habislah sudah.." Kali ini Om Bob menunduk hikmat, tangannya kini menggosok lututnya yang telah keriput. Seisi ruangan sunyi senyap. Yang terdengar hanyalah hembusan 12 AC yang terpasang di ruangan besar itu. Atmosfir cinta yang kuat memenuhi ruangan itu demikian kuat. "Without Her.. I'm just like a piece of shit on the table..a big piece of shit on the table !" Kini tak seorangpun berani menatap Bob Sadino..kami terutama para lelaki tertunduk dalam. Kata-kata tak terduga.. dan jika aku bukan laki-laki pastilah aku sudah meneteskan air mata melihat adegan ini didepan hidungku.
***
Hiruk pikuk sexy dancer sudah mereda, meskipun pesta belumlah usai. Kini laki-laki berdarah Bali itu berdiri tegak sambil menggenggam mikrofon ditangan kirinya. Kadek Sardjana, seorang owner perusahaan minyak dan gas terkemuka berdiri dihadapan seluruh karyawan dan partner bisnis beliau. Hampir tidak bisa bicara.. "Saya tidak sedang mabuk..". ujarnya perlahan. Cerutu dijari kanannya tampak bergetar, jelas ia sedang berusaha menguasai dirinya sungguh-sungguh. "Kalian tahu siapa saya..bagi saya kalian bukan karyawan..tapi kalian adalah kawan seperjuangan", sebentar ia menatap mereka satu-persatu. "Kalian tahu persis baik-buruk saya, dan apa yang telah saya lakukan..saya bukan laki-laki yang sempurna", kembali Kadek menarik nafas dalam-dalam. Wajah laki-laki pemberani itu melembut.
"Tapi saya ingin kalian tahu..bahwa tanpa dia", kini jari kanan itu membuka dan mengarah penuh hormat kearah seseorang di atas sana, Sang Istri Tercinta.. "Tanpa dia..semua ini tidak akan seperti yang kalian lihat sekarang" Kini Kadek Sarjana sedikit menundukkan kepala seolah memberi hormat... "Honey..aku bukan laki-laki yang sempurna..but I Love You so Much..semua ini untuk mu Honey" kini ruanganpun bertambah sunyi senyap..tidak ada satupun yang berani bicara atau bertepuk tangan. Sementara wanita luar biasa diatas sanapun mulai menangis terharu.. dan beberapa saat kemudian pasangan luar biasa itupun tampak berdansa di dance floor dalam remang lampu, dikelilingi karyawan dan undangan.
***
"Mau tahu apa yang saya banggakan ?", tanya Mario Teguh kepada seluruh hadirin yang hadir distudio itu. "Mau tau apa itu ?", ulangnya sekali lagi. Kami semua terdiam. Masing-masing memendam pertanyaan besar. Apa yang dibanggakan oleh seorang Mario Teguh ? Pertanyaan yang aneh. Betapa banyak yang dapat dibanggakan oleh seorang Mario Teguh !!! "Karena ada yang mengangguk..maka saya akan menjawabnya juga", sambung beliau..melihat kebingungan kami. Jelas tak satupun yang betanya, namun Mario memang tak memerlukan pertanyaan..Ia hanya ingin mendelarasi sesuatu.
"Yang paling saya banggakan adalah istri saya..", sambungnya dengan mata berkaca-kaca. Seluruh hadirinpun bertepuk tangan.
***
"Made..kamu lagi ngapain ??", tanya sesorang diujung telpon sana. Suara yang khas. Suara yang begitu sering kita dengar meneriakkan "Success is my right !! Salam Sukses...Luar BIasa !!!!" Yaa..Andrie Wongso. Beliau menelponku disaat yang tak kuduga sama sekali. Ketika aku sedang bercelana pendek, memotong rumput dan belum mandi. Kami ngobrol sebentar...lalu ketika obrolan kami menyerempet ke keluarga..anak..lalu istri. Iseng saya menanyakan hal ini.."Pak Andrie..menurut Bapak apa peran istri bagi seorang Andrie Wongso..?" Seketika itu tokoh yang telah menginspirasi begitu banyak orang itu pun terdiam. Aku tahu hubungan telpon tidak terputus. Motivator Nomer 1 itu memang sengaja diam. Nyaris lebih dari satu menit. "Pak Andrie..?", tanyaku hati-hati. Beberapa saat kemudian sebuah suara berat dari Andrie Wongso pun muncul." Iya Made..I hear you..", Andrie kembali terdiam,"Istri..yah...?". Aku mendengar suara senyuman dari telepon beliau. "Tanpa istri..Andrie Wongso pastilah bukan Motivator Nomer 1...entah jadi apa dia !!", ujarnya penuh perasaan. "Made, dialah satu-satunya orang yang begitu tabah mendampingi saya dimasa-masa sulit dulu.."
***
Jelas aku belum sesukses dan sedahsyat tokoh-tokoh diatas..tetapi paling tidak aku tidak akan menunggu terlalu lama untuk mengatakan hal ini kepada istriku, Wida. "Bagiku, kau seakan dikirim dari surga untukku. Terima kasih telah bersabar dengan seluruh kegilaanku, dan tetap setia mendampingi dan mencintai suamimu ini sekian lama, walaupun kau tahu persis aku bukan laki-laki sempurna. Aku hanya ingin kau tahu..bahwa kau sangat berharga bagiku..aku sangat mencintaimu..!" (*)
warm regards,
Made Teddy Artiana, S. Kom
photographer, penulis & event organizer

Telor dan tempe gosong

Dua puluh tahun telah berlalu, namun masih terbayang jelas kenangan indah berikut:

Suatu malam, jam tujuh mama selesai menghidangkan makan malam papa yang sangat sederhana berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong !, saya melihat mama sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis dan mama sudah lelah, bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu.

Kami menunggu dengan tegang apa reaksi papa yang pulang kerja, pasti sudah capek melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa ! Papa dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan mama dengan tersenyum, dan bahkan berkata; " mama terima kasih!", dan papa terus menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah. Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar mama meminta maaf karena telor dan tempe yang gosong itu, dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang papa katakan: "Sayang, aku suka telor dan tempe yang gosong."

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada papa, saya bertanya apakah papa benar-benar menyukai telur dan tempe gosong ?"
Papa memeluk saya erat dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata "Anakku, mama sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah capek, Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "BELAJAR MENERIMA KESALAHAN ORANG LAIN, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi.

Ingatlah emosi sesaat tidak akan pernah menyelesaikn masalah yang ada, dan selalulah berpikir dewasa, sesuatu hal yang terjadi pasti punya alasan sendiri!!! Janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti tapi tidak mau mengerti.


By: *Anggia Krisnina*

Hidup dalam kuburan

Pernahkah Anda mengetahui kisah ini?
Kisah seorang pemuda yang hidup selama 17 tahun dalam kuburan?

Anda mungkin mengira bahwa ia tinggal di daerah dekat kuburan. Tidak! Dia tidak tinggal di daerah dekat kuburan, tapi ia tinggal di dalam kuburan itu sendiri. Bagaimana kisahnya?

Anda mungkin tidak akan mempercayai kisah ini, karena pemuda ini lahir dari keluarga berada. Ayah dan Ibunya orang yang terpandang dan memiliki kekayaan yang berlimpah. Dalam pandangan masyarakat sekitar, kedua orang tua ini adalah orang tua yang sempurna, namun orang hanya bisa menilai apa yang tampak. Orang-orang tidak tahu bahwa kedua orang tua terpandang inilah yang memasukkan anaknya ke dalam kuburan, dan menjalani hidup selama 17 tahun di dalam kuburan!

Setiap hari, sang anak makan, minum dan tidur di dalam kuburan, yang penuh kegelapan. Sang Anak juga hanya bisa menjalani apa yang diberikan kedua orang tuanya, tanpa perlawanan. Menjelang ulang tahun pemuda itu yang ke-17, orang tuanya berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan si pemuda sebagai hadiah ulang tahunnya. Sang pemuda berpikir, inilah saatnya dia akan mengajukan permintaannya, ia tidak ingin lagi tinggal di kuburan, tapi apakah orang tuanya benar-benar akan mengabulkan permintaannya?

Hari itu pun tiba. Sang pemuda berulang tahun yang ke-17. Kedua orang tuanya datang menghampiri dan menanyakan hadiah apa yang ia inginkan. Sang pemuda menjawab,
“Ayah, Ibu… saya tidak meminta banyak, saya hanya minta satu hal.”
“Apa, Nak? katakanlah, Ayah dan Ibu pasti akan mengabulkan permintaanmu”
“Ayah dan Ibu berjanji?”
“Tentu, Nak. Ayah dan Ibu berjanji akan memenuhi permintaanmu, selama kami mampu.”
“Ayah… Ibu… saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan”
“Apa? Apa maksud permintaanmu itu, Nak?”
“Ayah sudah berjanji akan mengabulkan permintaanku, dan hanya itu permohonanku, Yah.”
“Iya, Nak. Ayah sudah berjanji… tapi… tapi… Ayah tidak mengerti, Nak.”
“Ayah, sudah 17 tahun saya tinggal di sini, tapi tidak seharipun saya mendengar Ayah atau Ibu membaca Alquran. Sedangkan Rasululloh pernah mengatakan bahwa rumah yang tidak pernah dibacakan Alquran di dalamnya adalah seperti kuburan. Saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan, Yah.”

Ayah dan Ibu sang pemuda terdiam.
“Ayah dan Ibu bahkan tidak pernah mengajariku bagaimana membaca Alquran. Memang rumah ini mewah, besar dan orang-orang melihatnya sebagai istana. Tapi mereka tidak tahu, bahwa di mata Rasululloh, rumah ini seperti kuburan. Jika Ayah dan Ibu mau menepati janji mengabulkan permintaanku, tolong Yah..Aku tidak ingin lagi tinggal di kuburan. Ajarilah aku membaca Alquran, agar rumah ini bercahaya dengan cahaya Alquran."

Renungan :
Di manakah kalian selama ini makan, minum, tidur dan menetap? di rumahkah? di kos kah? di kontrakan kah? atau kah di kuburan? karena Rasulullah mengibaratkan rumah yang tidak pernah dibacakan Alquran di dalamnya, seperti kuburan.. Jadi, di manakah sebenarnya kalian tinggal saat ini?


Decent Facts

1. Life without Friends is like Boobs Without Nipples... POINTLESS !

2. A Fact: Fuck a woman and she Loves you... Love a woman and she Fucks you

3. MBBS Final Exam question paper: Fill in the blanks . . .

"If a woman faints, we must first check her pu_s_. " Only few students like me who wrote: 'Pulse' passed

4. The saddest part of a Man's body is his Balls. They are sentenced to: 'Hang Till Death !'

5. Boy: How much Calcium is there in women's BREASTS?

Girl: Enough to help a Man's Boneless Thing stand up:

6. Give an example of Total Business Failure due to Negligence... A Pregnant Prostitute

7. If Necessity is the Mother of Invention, then.. Frustration is the Father of Masturbation!

8. If your Boss says: 'Nothing is Impossible', ask him to wear condom after sex ....

Super V

Seorang bapak2 dtg ke apotik ingin membeli obat kuat.
Penjaga apotik: "Pak! Ada obat baru nih, mau coba ga?"
Bapak: "Mau dooog...!, apa nama obatnya?"
"Nama obatnya super V. Dengan menelan pil ini dan bilang POW, perabotan bapak akan menegang dng cepat. Kalo udah puas, bapak tinggal bilang WOW aja dan perabotan bapak akan kembali lemes"


Karena obat itu mahal, si bapak tadi cuma beli 2 pil aja. Sesampainya dirumah diapun masuk ke toilet dan menelan 1 pil sambil berucap POW. Seketika itu juga perabotannya berdiri mengeras, setelah puas melihatnya, diapun berucap WOW dan perabotannya kembali lemes.


Malam harinya didepan sang istri, si bapak menelan pil terakhir sambil berteriak POW, siap utk bertanding dgn istrinya.
Begitu perabotan si bapak itu bertengger dengan gagahnya, si istri berteriak: "WOW...!!"

Bapak: "Aaah..., eluuu...!!"

Thursday, October 18, 2012

Benarkan pernikahan rawan di 2 tahun pertama

TRIBUNNEWS.COM - Tahun-tahun pertama menurut banyak orang merupakan tahun yang paling berat dalam menghadapi permasalahan dalam pernikahan. Perbedaan pendapat lebih sering terjadi, bahkan bukan tak mungkin Anda akan bertengkar hebat dengan suami. Setelah itu berlalu, segalanya jadi lebih mulus.

Benarkah demikian?

Sebagian besar ahli mengasumsikan bahwa dalam masa dua tahun pertama, senyawa-senyawa dalam otak Anda yang bertanggung jawab terhadap letupan-letupan cinta akan mengalami penurunan.

Senyawa itu adalah dopamin, phenylethylamine, dan oksitosin. Terkadang, efek yang terjadi adalah mulai menurunnya intensitas aktivitas seksual. Tidak heran apabila Anda lantas jadi cemas, jangan-jangan daya tarik Anda telah sirna. Atau, pernikahan tidak akan menarik lagi begitu gelombang cinta itu memudar.

Tetapi, para pakar berkata Anda tidak perlu cemas. Sebab, menurut Jennifer Garth, seorang psikolog, sebenarnya setelah dua tahun pertama ini berlalu, datanglah masa ketika komitmen dan dedikasi terhadap pasangan menjadi hal yang lebih penting. Anda telah siap memasuki hubungan jangka panjang dengan pikiran yang lebih dewasa, siap untuk mengambil keputusan bersama pasangan, dan siap menyongsong hal-hal besar yang akan datang dalam kehidupan rumah tangga Anda bersama-sama.

Hal-hal yang Merusak Rumah Tangga

Rumah tangga Anda selalu dilanda masalah? Jangan buru-buru emosi, mungkin ada beberapa hal yang harus diperbaiki.

Tindakan kita dan pasangan sehari-hari bisa membuat pernikahan menjadi berantakan. Apa saja sih yang bisa merusak rumah tangga dan harus dihindari?

1. Merahasiakan keuangan
Keuangan menjadi alasan perceraian yang paling tinggi. Merahasiakan keuangan dalam pernikahan bukanlah hal yang baik. Jika kebohongan Anda terkuak, maka kepercayaan pasangan akan berkurang. Itu kemudian menjadi awal kehancuran pernikahan.

2. Mengesampingkan kehidupan seks
Seks memang bukan segalanya di dalam pernikahan. Namun seks bisa menjadi media kedekatan setiap pasangan. Seks bisa menjadi lahan komunikasi yang potensial bagi suami-istri. Saat seks dikesampingkan, saat itu pulalah jalur komunikasi itu akan tertutup.

3. Mengkritik dan menyalahkan
Sikap selalu menyalahkan, mengkritik tanpa alasan yang jelas, serta melimpahkan kesalahan ke pasangan juga bisa menjadi duri dalam sebuah pernikahan. Saling menyalahkan tak akan pernah menyelesaikan masalah. Yang terjadi malah, pasangan menganggap Anda tak bisa menerima diri apa adanya. Prasangka itu yang kemudian membuat rumah tangga Anda runtuh.

4. Lebih percaya orang lain ketimbang pasangan
Setiap ada masalah, Anda memilih melibatkan sahabat, kakak, orang atau orang dekat yang lain untuk mencari jalan keluarnya. Pasangan justru menjadi orang terakhir yang tahu tentang masalah Anda. Ingat, kepercayaan adalah hal utama dalam sebuah hubungan. Jika Anda tak bisa mempercayai pasangan, maka otomatis fondasi hubungan yang dijalankan menjadi lemah dan mudah runtuh.

5. Melupakan hal sepele namun penting

Mengucapkan “Aku sayang padamu”, “Kamu pasangan terbaik” atau kalimat romantis yang lain mungkin terdengar sepele. Namun tahukah Anda, efek dari kalimat tersebut sungguh besar. Anda dan pasangan bisa saling mengingatkan betapa kalian sangat mencintai satu sama lain. Jadi jangan pernah malas mengungkapkan rasa cinta Anda.

oleh Amelia Ayu Kinanti



Bayi dan Malaikat

Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia...

Dia bertanya kepada Tuhan : " Para malaikat disini mengatakan bahawa besok Engkau akan mengirimkan saya kedunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana; saya begitu kecil dan lemah ?"

Dan Tuhan menjawab: "Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu ."

Bayi bertanya lagi: "Tetapi disini; didalam syurga ini, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi, bermain dan tertawa...Inikan sudah cukup bagi saya untuk berbahagia."

Tuhan: "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih berbahagia"

Bayi: "Dan bagaimana bisa saya mengerti disaat orang-orang berbicara kepada saya jika saya tidak mengerti bahasa mereka ?"

Tuhan: "Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar; dan dengan penuh kesabaran dan perhatian. Dia akan mengajar kepadamu cara berbicara."

Bayi: "Dan apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu ?"

Tuhan: "Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa"

Bayi: "Saya mendengar bahawa di Bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya ?

Tuhan : "Malaikatmu akan melindungimu; walaupun hal tersebut mungkin akan mengancam jiwanya"

Bayi : "Tapi, saya pasti akan merasa sedih kerana tidak melihatMu lagi"

Tuhan : "Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaKu; walaupun sesungguhnya Aku akan sentiasa disisimu"

Disaat itu, Syurga begitu tenang dan heningnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar, dan sang bayi bertanya perlahan : "Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Kamu memberitahuku nama malaikat tersebut ?"

Tuhan : "Kamu akan memanggil malaikatmu itu: " IBU " Ingatlah sentiasa kasih sayang dan pengorbanan ibu. Berbakti, berdoa dan cintailah dia sepanjang masa..... Dialah sesatunya harta yang tiada galang gantinya dunia akhirat....

Dan untuk para ibu, ingatlah kisah ini dikala kamu hilang sabar dengan karena anak-anak yang sedang membesar...sesungguh nya Syurga itu dibawah telapak kakimu...Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :
1) Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan,
2) Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu,
3) Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu, dan dosa-dosa yang silam
4) Di sulami dengan taubat kepada Dzat yang Memiliki mu."

Kolik pada bayi



Bayi yang terus menangis dapat membuat orangtuanya tertekan. Adalah hal yang lumrah bila mereka merasa tidak menentu, frustrasi, tak berdaya, bersalah, depresi, lelah, jengkel, dan marah.

Kolik adalah menangis dan rewel berkepanjangan selama lebih dari 3 jam sehari. Bayi yang meminum ASI ataupun susu formula dapat mengalami kolik.

Sekitar 30% bayi sehat pernah mengalami kolik. Kondisi ini biasanya terjadi antara minggu kedua dan keempat setelah lahir.

Bayi anda sehat tetapi mungkin mengalami kolik apabila dia :

Jumlah waktu menangisnya lebih dari 3 jam sehari selama lebih dari 3 hari dalam 1 minggu.
Terkadang menjerit-jerit dan tak dapat dihibur. Kondisi terparah biasanya terjadi pada sore menjelang malam hari.
Melurus-luruskan atau menarik-narik kakinya, dan buang angin (kentut). Perutnya seperti membesar karena kembung.

Tak seorang pun yang tahu persis apa penyebabnya. Sepertinya bayi yang sedang kolik mengalami kontraksi usus yang sangat menyakitkan.

Ada yang beranggapan bahwa kolik berkaitan dengan makanan. Sebagaimana halnya intoleransi laktosa, sensitifitas terhadap protein susu sapi diduga juga menyebabkan kolik. Bayi yang meminum ASI mengalami kolik yang disebabkan kepekaan terhadap salah satu makanan dalam ragam makanan ibunya.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa bayi menangis dan rewel karena menelan udara terlalu banyak pada waktu makan. Menurut pendapat lain, kolik terjadi karena bayi memiliki kepekaan aneh terhadap stimulasi.

Pada beberapa kasus, kolik merupakan gejala penyakit tertentu, misalnya hernia. Apabila bayi anda mengalami kolik, segera periksakan dia ke ahli kesehatan untuk memastikan bahwa penyebab masalah itu bukan penyakit.

Pada umumnya kolik mulai timbul dalam bulan pertama sesudah lahir, dan menghilang dengan sendirinya ketika bayi berumur 3 atau 4 bulan.

Karena kolik disebabkan oleh banyak hal, tak ada pengobatan tunggal yang efektif untuk semua bayi.

Bila intoleransi laktosa atau alergi makanan diduga sebagai penyebabnya maka penggantian makanan dapat membantu.

Ibu-ibu menyusui agar menghindari produk susu olahan serta makanan yang menimbulkan gas, misalnya kubis, bawang, dan bawang putih. Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan tentang cara menangani kepekaan terhadap makanan.

Bila anda memberikan susu formula, mintalah petunjuk ahli kesehatan apakah mengganti dengan formula bebas susu atau formula bebas laktosa untuk mengatasi kolik.

Jika kolik yang dialami merupakan bagian dari fase pertumbuhan maka hal ini akan hilang bersama waktu.

Anda bisa mencoba beberapa petunjuk di bawah ini:

Terus berdekatan dengan bayi. Gerakan dan kontak tubuh dapat menghiburnya.
Membuat gerakan dan bunyi ritmis dengan bantuan penyedot debu, pengering pakaian, atau alat-alat lain.
Memberikan empeng mungkin membuatnya lebih nyaman.
Menelungkupkan bayi melintang di pangkuan anda sambil menggosok-gosok punggungnya.
Membungkus bayi dengan selimut agar dia merasa nyaman dan aman.

Meminta orang lain mengantikan menjaga bayi sejenak supaya anda dapat beristirahat sebentar. Istirahat kira-kira 1 jam sudah cukup untuk memulihkan kesegaran anda.

Batuk saat hamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketika batuk, perut akan bergerak naik turun, bayi akan turut merasakan batuk anda. Tak perlu khawatir, bayi tidak akan terpengaruh secara fisik. Anda cukup memegang perut bagian bawah agar perut anda tidak tegang.

Yang cukup berbahaya adalah jika batuk sampai menyebabkan lendir sehingga sulit bernafas. Ini penting diwaspadai, mungkin anda mengalami infeksi dada. Infeksi dada ini bisa mempengaruhi bayi yang sedang dikandung.

Pada dasarnya tidak ada cara untuk mencegah batuk menyerang ibu hamil. Rajin mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air panas, bisa meminimalisir resiko batuk. Ibu hamil harus hidup dengan pola makan yang sehat dan memiliki jam tidur malam secukupnya.

Jika sudah terlanjur batuk, untuk meredakannya, bisa membuat secangkir madu yang dicampur jeruk nipis. Madu bisa menenangkan tenggoraokan yang gatal. Ramuan ini baik diminum saat panas. Agar lebih yakin, segera temui dokter. Minta agar diberi sirup obat batuk yang terbuat dari gliserin dan sedikit gula. Obat ini bisa menghentikan batuk yang cukup parah.


Alasan wanita menggugat cerai

(ANTARA) - Latar belakang ekonomi yang lemah menurut pejabat di Pengadilan Agama di Kota Dumai, Provinsi Riau, menjadi penyebab utama puluhan wanita menggugat cerai masing-masing suaminya. Justify Full

"Selain itu, penyebab atau faktor lainnya yang menyebabkan kaum ibu menginginkan perceraian adalah adanya indikasi-indikasi para kaum pria selingkuh," kata Kepala Pengadilan Agama Kota Dumai, Endang Tamami lewat sambungan telepon di Dumai, Rabu (7/9).

Endang menjelaskan, selain dari dua faktor tersebut, penyebab kaum wanita ingin bercerai dengan suaminya yakni juga karena ketidakcocokan selama berumah tangga.

"Namun faktor ketidak cocokan ini hanya beberapa saja. Dari berbagai kasus yang kita tangani, rata-rata adalah disebabkan lemahnya ekonomi keluarga, dimana pekerjaan sang suami berpenghasilan rendah dan tidak mampu menupang kebutuhan keluarga," ucapnya.

Dari 60 kasus yang masuk sejak awal Januari hingga Agustus 2011 lalu, kata dia, dua diantaranya telah resmi bercerai mengingat adanya persetujuan dari pasangan sehingga mediasi antarkeduanya sangat sengit.

Sementara selebihnya, diuraikan Endang, sejauh ini masih dalam proses mediasi rujukan diharapkan masing-masing pasangan dapat kembali menjalin hubungan rumah tangga yang harmonis.

"Upaya mediasi para pasangan yang ingin bercerai terus kita lakukan sampai akhirnya menemukan titik final antar keduanya,"ujarnya.

Kemungkinan mereka untuk rujuk kembali masih ada, terutama bagi mereka yang telah memiliki keturunan dari hasil pernikahan mereka yang telah lebih dua tahun.

Tingginya angka gugat cerai dari pihak wanita menurut Endang menunjukkan bahwa berbagai kesalahan dalam rumah tangga rata-rata dilakukan oleh kaum pria.

"Dari berbagai kasus serupa, tidak sedikit juga yang melakukan gugat cerai karena selama dalam satu rumah sang suami selalu melakukan kekerasan fisik terhadap pihak wanita," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, bagi pasangan yang saat ini mungkin lagi dibuai asmara dan tengah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, sebaiknya berfikir "matang" saat melaju ke jenjang pernikahan.

"Pastikan dari segala sisi anda dan pasangan anda sudah siap dan matang, terutama pada segi umur. Jangan sampai ada kegagalan rumah tangga hanya karena berbagai faktor termasuk ekonomi dan lainnya," demikian Endang Tamami.