THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Friday, November 23, 2012

Untuk Para Istri…Dari Kami Para Suami !

by Made Teddy Artiana, S. Kom
Photographer, penulis & event organizer

Hal ini kudengar langsung dari bibir Bob Sadino, paling sedikit tiga kali. Pertama dihadapan orang banyak, lalu kedua ketika berbincang denganku face to face, dan ketiga di Buku "Belajar Goblok dari Bob Sadino". Tetapi adegan yang paling berkesan adalah ketika hal itu diucapkannya didepan para pengusaha yang sengaja diundang beliau kerumah. Dan diantara mereka hanya aku undangan yang agak nyeleneh..seorang photographer.
"Kalau kalian berpikir bahawa Bob Sadino hebat, kalian salah besar. Tapi kalian tak sepenuhnya salah, memang seperti itulah yang diangkat oleh media tentang pengusaha nyeleneh bernama Bob Sadino". Ia terdiam sebentar sambil mengusap wajahnya. Lalu melirik kearah dapur, kemudian menatap dengan mesra seseorang. Disana terlihat Mami (istri Om Bob) tengah duduk makan. Kamipun ikut-ikutan melirik kearah yang sama.
"Dia..dia itu..", ujar Om Bob terbata-bata dengan suara berat. Ekspresi wajah haru itu membuat kami hampir tidak berani menatap kearah beliau. "Dia yang hebat...", lanjut Om Bob sambil menarik nafas panjang dan berat, lalu menghembuskannya perlahan. "Kalau ketika saya menjadi kuli batu dulu..dia meninggalkan saya..habislah sudah.." Kali ini Om Bob menunduk hikmat, tangannya kini menggosok lututnya yang telah keriput. Seisi ruangan sunyi senyap. Yang terdengar hanyalah hembusan 12 AC yang terpasang di ruangan besar itu. Atmosfir cinta yang kuat memenuhi ruangan itu demikian kuat. "Without Her.. I'm just like a piece of shit on the table..a big piece of shit on the table !" Kini tak seorangpun berani menatap Bob Sadino..kami terutama para lelaki tertunduk dalam. Kata-kata tak terduga.. dan jika aku bukan laki-laki pastilah aku sudah meneteskan air mata melihat adegan ini didepan hidungku.
***
Hiruk pikuk sexy dancer sudah mereda, meskipun pesta belumlah usai. Kini laki-laki berdarah Bali itu berdiri tegak sambil menggenggam mikrofon ditangan kirinya. Kadek Sardjana, seorang owner perusahaan minyak dan gas terkemuka berdiri dihadapan seluruh karyawan dan partner bisnis beliau. Hampir tidak bisa bicara.. "Saya tidak sedang mabuk..". ujarnya perlahan. Cerutu dijari kanannya tampak bergetar, jelas ia sedang berusaha menguasai dirinya sungguh-sungguh. "Kalian tahu siapa saya..bagi saya kalian bukan karyawan..tapi kalian adalah kawan seperjuangan", sebentar ia menatap mereka satu-persatu. "Kalian tahu persis baik-buruk saya, dan apa yang telah saya lakukan..saya bukan laki-laki yang sempurna", kembali Kadek menarik nafas dalam-dalam. Wajah laki-laki pemberani itu melembut.
"Tapi saya ingin kalian tahu..bahwa tanpa dia", kini jari kanan itu membuka dan mengarah penuh hormat kearah seseorang di atas sana, Sang Istri Tercinta.. "Tanpa dia..semua ini tidak akan seperti yang kalian lihat sekarang" Kini Kadek Sarjana sedikit menundukkan kepala seolah memberi hormat... "Honey..aku bukan laki-laki yang sempurna..but I Love You so Much..semua ini untuk mu Honey" kini ruanganpun bertambah sunyi senyap..tidak ada satupun yang berani bicara atau bertepuk tangan. Sementara wanita luar biasa diatas sanapun mulai menangis terharu.. dan beberapa saat kemudian pasangan luar biasa itupun tampak berdansa di dance floor dalam remang lampu, dikelilingi karyawan dan undangan.
***
"Mau tahu apa yang saya banggakan ?", tanya Mario Teguh kepada seluruh hadirin yang hadir distudio itu. "Mau tau apa itu ?", ulangnya sekali lagi. Kami semua terdiam. Masing-masing memendam pertanyaan besar. Apa yang dibanggakan oleh seorang Mario Teguh ? Pertanyaan yang aneh. Betapa banyak yang dapat dibanggakan oleh seorang Mario Teguh !!! "Karena ada yang mengangguk..maka saya akan menjawabnya juga", sambung beliau..melihat kebingungan kami. Jelas tak satupun yang betanya, namun Mario memang tak memerlukan pertanyaan..Ia hanya ingin mendelarasi sesuatu.
"Yang paling saya banggakan adalah istri saya..", sambungnya dengan mata berkaca-kaca. Seluruh hadirinpun bertepuk tangan.
***
"Made..kamu lagi ngapain ??", tanya sesorang diujung telpon sana. Suara yang khas. Suara yang begitu sering kita dengar meneriakkan "Success is my right !! Salam Sukses...Luar BIasa !!!!" Yaa..Andrie Wongso. Beliau menelponku disaat yang tak kuduga sama sekali. Ketika aku sedang bercelana pendek, memotong rumput dan belum mandi. Kami ngobrol sebentar...lalu ketika obrolan kami menyerempet ke keluarga..anak..lalu istri. Iseng saya menanyakan hal ini.."Pak Andrie..menurut Bapak apa peran istri bagi seorang Andrie Wongso..?" Seketika itu tokoh yang telah menginspirasi begitu banyak orang itu pun terdiam. Aku tahu hubungan telpon tidak terputus. Motivator Nomer 1 itu memang sengaja diam. Nyaris lebih dari satu menit. "Pak Andrie..?", tanyaku hati-hati. Beberapa saat kemudian sebuah suara berat dari Andrie Wongso pun muncul." Iya Made..I hear you..", Andrie kembali terdiam,"Istri..yah...?". Aku mendengar suara senyuman dari telepon beliau. "Tanpa istri..Andrie Wongso pastilah bukan Motivator Nomer 1...entah jadi apa dia !!", ujarnya penuh perasaan. "Made, dialah satu-satunya orang yang begitu tabah mendampingi saya dimasa-masa sulit dulu.."
***
Jelas aku belum sesukses dan sedahsyat tokoh-tokoh diatas..tetapi paling tidak aku tidak akan menunggu terlalu lama untuk mengatakan hal ini kepada istriku, Wida. "Bagiku, kau seakan dikirim dari surga untukku. Terima kasih telah bersabar dengan seluruh kegilaanku, dan tetap setia mendampingi dan mencintai suamimu ini sekian lama, walaupun kau tahu persis aku bukan laki-laki sempurna. Aku hanya ingin kau tahu..bahwa kau sangat berharga bagiku..aku sangat mencintaimu..!" (*)
warm regards,
Made Teddy Artiana, S. Kom
photographer, penulis & event organizer

Telor dan tempe gosong

Dua puluh tahun telah berlalu, namun masih terbayang jelas kenangan indah berikut:

Suatu malam, jam tujuh mama selesai menghidangkan makan malam papa yang sangat sederhana berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong !, saya melihat mama sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis dan mama sudah lelah, bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu.

Kami menunggu dengan tegang apa reaksi papa yang pulang kerja, pasti sudah capek melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa ! Papa dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan mama dengan tersenyum, dan bahkan berkata; " mama terima kasih!", dan papa terus menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah. Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar mama meminta maaf karena telor dan tempe yang gosong itu, dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang papa katakan: "Sayang, aku suka telor dan tempe yang gosong."

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada papa, saya bertanya apakah papa benar-benar menyukai telur dan tempe gosong ?"
Papa memeluk saya erat dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata "Anakku, mama sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah capek, Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "BELAJAR MENERIMA KESALAHAN ORANG LAIN, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi.

Ingatlah emosi sesaat tidak akan pernah menyelesaikn masalah yang ada, dan selalulah berpikir dewasa, sesuatu hal yang terjadi pasti punya alasan sendiri!!! Janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti tapi tidak mau mengerti.


By: *Anggia Krisnina*

Hidup dalam kuburan

Pernahkah Anda mengetahui kisah ini?
Kisah seorang pemuda yang hidup selama 17 tahun dalam kuburan?

Anda mungkin mengira bahwa ia tinggal di daerah dekat kuburan. Tidak! Dia tidak tinggal di daerah dekat kuburan, tapi ia tinggal di dalam kuburan itu sendiri. Bagaimana kisahnya?

Anda mungkin tidak akan mempercayai kisah ini, karena pemuda ini lahir dari keluarga berada. Ayah dan Ibunya orang yang terpandang dan memiliki kekayaan yang berlimpah. Dalam pandangan masyarakat sekitar, kedua orang tua ini adalah orang tua yang sempurna, namun orang hanya bisa menilai apa yang tampak. Orang-orang tidak tahu bahwa kedua orang tua terpandang inilah yang memasukkan anaknya ke dalam kuburan, dan menjalani hidup selama 17 tahun di dalam kuburan!

Setiap hari, sang anak makan, minum dan tidur di dalam kuburan, yang penuh kegelapan. Sang Anak juga hanya bisa menjalani apa yang diberikan kedua orang tuanya, tanpa perlawanan. Menjelang ulang tahun pemuda itu yang ke-17, orang tuanya berjanji akan mengabulkan apa pun permintaan si pemuda sebagai hadiah ulang tahunnya. Sang pemuda berpikir, inilah saatnya dia akan mengajukan permintaannya, ia tidak ingin lagi tinggal di kuburan, tapi apakah orang tuanya benar-benar akan mengabulkan permintaannya?

Hari itu pun tiba. Sang pemuda berulang tahun yang ke-17. Kedua orang tuanya datang menghampiri dan menanyakan hadiah apa yang ia inginkan. Sang pemuda menjawab,
“Ayah, Ibu… saya tidak meminta banyak, saya hanya minta satu hal.”
“Apa, Nak? katakanlah, Ayah dan Ibu pasti akan mengabulkan permintaanmu”
“Ayah dan Ibu berjanji?”
“Tentu, Nak. Ayah dan Ibu berjanji akan memenuhi permintaanmu, selama kami mampu.”
“Ayah… Ibu… saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan”
“Apa? Apa maksud permintaanmu itu, Nak?”
“Ayah sudah berjanji akan mengabulkan permintaanku, dan hanya itu permohonanku, Yah.”
“Iya, Nak. Ayah sudah berjanji… tapi… tapi… Ayah tidak mengerti, Nak.”
“Ayah, sudah 17 tahun saya tinggal di sini, tapi tidak seharipun saya mendengar Ayah atau Ibu membaca Alquran. Sedangkan Rasululloh pernah mengatakan bahwa rumah yang tidak pernah dibacakan Alquran di dalamnya adalah seperti kuburan. Saya tidak ingin tinggal lagi di kuburan, Yah.”

Ayah dan Ibu sang pemuda terdiam.
“Ayah dan Ibu bahkan tidak pernah mengajariku bagaimana membaca Alquran. Memang rumah ini mewah, besar dan orang-orang melihatnya sebagai istana. Tapi mereka tidak tahu, bahwa di mata Rasululloh, rumah ini seperti kuburan. Jika Ayah dan Ibu mau menepati janji mengabulkan permintaanku, tolong Yah..Aku tidak ingin lagi tinggal di kuburan. Ajarilah aku membaca Alquran, agar rumah ini bercahaya dengan cahaya Alquran."

Renungan :
Di manakah kalian selama ini makan, minum, tidur dan menetap? di rumahkah? di kos kah? di kontrakan kah? atau kah di kuburan? karena Rasulullah mengibaratkan rumah yang tidak pernah dibacakan Alquran di dalamnya, seperti kuburan.. Jadi, di manakah sebenarnya kalian tinggal saat ini?


Decent Facts

1. Life without Friends is like Boobs Without Nipples... POINTLESS !

2. A Fact: Fuck a woman and she Loves you... Love a woman and she Fucks you

3. MBBS Final Exam question paper: Fill in the blanks . . .

"If a woman faints, we must first check her pu_s_. " Only few students like me who wrote: 'Pulse' passed

4. The saddest part of a Man's body is his Balls. They are sentenced to: 'Hang Till Death !'

5. Boy: How much Calcium is there in women's BREASTS?

Girl: Enough to help a Man's Boneless Thing stand up:

6. Give an example of Total Business Failure due to Negligence... A Pregnant Prostitute

7. If Necessity is the Mother of Invention, then.. Frustration is the Father of Masturbation!

8. If your Boss says: 'Nothing is Impossible', ask him to wear condom after sex ....

Super V

Seorang bapak2 dtg ke apotik ingin membeli obat kuat.
Penjaga apotik: "Pak! Ada obat baru nih, mau coba ga?"
Bapak: "Mau dooog...!, apa nama obatnya?"
"Nama obatnya super V. Dengan menelan pil ini dan bilang POW, perabotan bapak akan menegang dng cepat. Kalo udah puas, bapak tinggal bilang WOW aja dan perabotan bapak akan kembali lemes"


Karena obat itu mahal, si bapak tadi cuma beli 2 pil aja. Sesampainya dirumah diapun masuk ke toilet dan menelan 1 pil sambil berucap POW. Seketika itu juga perabotannya berdiri mengeras, setelah puas melihatnya, diapun berucap WOW dan perabotannya kembali lemes.


Malam harinya didepan sang istri, si bapak menelan pil terakhir sambil berteriak POW, siap utk bertanding dgn istrinya.
Begitu perabotan si bapak itu bertengger dengan gagahnya, si istri berteriak: "WOW...!!"

Bapak: "Aaah..., eluuu...!!"